Anak Pertama, Bahunya Harus Sekuat Baja, Hatinya Harus Setegar Karang
Tidak terdapat yang ketahui gimana dalam proses perjuangannya yang nampak tangguh dan juga tegar itu dia dapat menangis sejadi - jadinya sendirian, dia tertatih berupaya melawan keterbatasan, dia bersikeras menerjang nasib keberuntungan. tidak terdapat tempat memohon tolong untuk anak kesatu, kecuali pribadinya seorang diri dan juga allah. tidak terdapat tempat memohon yang hendak menjadikannya payah, tidak terdapat tempat merengek yg hendak buatnya nampak lemah. kala terpaksa meminjam pada sahabat, hati kecilnya senantiasa berteriak, " aku wajib lekas sukses supaya nanti dapat bantu teman pula. " ya, mandiri. dibangun mandiri ataupun tercipta mandiri.
bagi riset, anak kesatu wanita berpotensi lebih hebat dari anak kesatu pria. menurutku itu karna kala anak kesatu wanita merasakan getir kehidupannya dikala masih jadi anak, naluri keibuan memanggilnya buat tidak membiarkan anak - anaknya nanti mengidap kayaknya.
saya menggadaikan masa remajaku cuma jadi kutu novel buat dapat mampu beasiswa semenjak smp hingga lulus kuliah, motivasiku merupakan supaya memiliki bekal buat mendidik anak dan juga menopang ekonomi keluarga.
alhamdulillah memiliki suami pula anak kesatu. sehati sepaham dalam berjuang menempuh kehidupan. betapapun kami mengalah pada kehidupan sebelumnya, walaupun tidak banyak prestasi yang kami capai, yang terutama hidup kanak - kanak kami nanti wajib lebih gampang dari kami.
seperti itu kami, anak kesatu yang kerap tidak diperhitungkan.
( sumber : http:// www. beritasosmed. com/2017/01/anak-pertama-bahunya-harus-sekuat-baja. html )
bagi riset, anak kesatu wanita berpotensi lebih hebat dari anak kesatu pria. menurutku itu karna kala anak kesatu wanita merasakan getir kehidupannya dikala masih jadi anak, naluri keibuan memanggilnya buat tidak membiarkan anak - anaknya nanti mengidap kayaknya.
saya menggadaikan masa remajaku cuma jadi kutu novel buat dapat mampu beasiswa semenjak smp hingga lulus kuliah, motivasiku merupakan supaya memiliki bekal buat mendidik anak dan juga menopang ekonomi keluarga.
alhamdulillah memiliki suami pula anak kesatu. sehati sepaham dalam berjuang menempuh kehidupan. betapapun kami mengalah pada kehidupan sebelumnya, walaupun tidak banyak prestasi yang kami capai, yang terutama hidup kanak - kanak kami nanti wajib lebih gampang dari kami.
seperti itu kami, anak kesatu yang kerap tidak diperhitungkan.
( sumber : http:// www. beritasosmed. com/2017/01/anak-pertama-bahunya-harus-sekuat-baja. html )