NGAKAK !! Polwan CANTIK ini Bingung SETOP Pengendara Saat Operasi Simpatik, TERNYATA Pelanggarannya cuma diminta ..
Kabar menarik yang layak di BACA untuk Anda, Beginilah momen unik saat terjadi operasi simpatik yang digelar serentak oleh pihak kepolisian di seluruh Indonesia, operasi ini tidak terkecuali dilakukan di Papua.
Seperti yang diperlihatkan dalam foto yang beredar luas dalam grup media sosial, terlihat tiga orang Papua sedang mengendarai sepeda motor jenis bebek. Tampak seperti di dalam foto mereka menaiki motor Yamaha jenis Jupiter MX sedang dihentikan oleh seorang Polwan. Ketiga orang Papua tersebut mengendarai motor tanpa mengenakan sehelai pakaian pun dan hanya memakai koteka. Well, maaf untuk bagian sensitif harus di-blur ya guys.
Mereka juga membawa busur, panah hingga tombak seakan hendak berperang aja. Guys di Papua pemandangan seperti ini memang terlihat biasa, namun tidak dengan warga Indonesia yang tinggal di bagian Barat dan Tengah. Menariknya mereka hanya pengemudi motor saja yang pakai helm, sementara dua penumpang tidak mengenakan perlengkapan berkendara.
Dalam peraturan pun tidak diperkenankan sepeda motor dikendarai hingga tiga orang, inilah yang mungkin jadi penyebab hingga Polwan memberhentikan pengendara ini. Barangkalai Polwan ini bingung, berapa banyak pelanggarannya ya guys? Jika dipikir-pikir apakah mereka membawa surat-surat kendaraan apa tidak ya? Mengingat hanya sebuah kantong tas yang dibawa oleh pengemudi. Kalau berkendara seperti ini safety riding apa tidak ya guys?
Operasi Simpatik 2017 sendiri digelar Kepolisian RI secara serentak di Indonesia selama 21 hari hingga Selasa (21/3/2017). Selama Operasi Simpatik berlangsung diadakan beberapa kegiatan, edukasi cara aman berangkat ke sekolah, hingga program safety riding yang memberikan imbauan kepada masyarakat bagaimana cara berkendara sesuai dengan prosedur keselamatan.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul meyakini Operasi Simpatik mampu mengedukasi masyarakat mengenai larangan-larangan berlalu lintas. Martinus mengatakan, selama pelanggaran tersebut dianggap tidak fatal yang mengancam jiwa seseorang oleh petugas, maka hanya peringatan lisan ataupun tertulis yang diberikan.
Menurut dia, operasi ini tidak lantas digampangkan karena adanya kelonggaran yang diberikan polisi. "Enggaklah, masyarakat kita itu cerdas-cerdas. Kita hanya menstimulasi supaya lebih tertib," ujar Martinus seperti yang dikutip dari Kompas.com, Jumat (3/3/2017). (TribunNews
Seperti yang diperlihatkan dalam foto yang beredar luas dalam grup media sosial, terlihat tiga orang Papua sedang mengendarai sepeda motor jenis bebek. Tampak seperti di dalam foto mereka menaiki motor Yamaha jenis Jupiter MX sedang dihentikan oleh seorang Polwan. Ketiga orang Papua tersebut mengendarai motor tanpa mengenakan sehelai pakaian pun dan hanya memakai koteka. Well, maaf untuk bagian sensitif harus di-blur ya guys.
Mereka juga membawa busur, panah hingga tombak seakan hendak berperang aja. Guys di Papua pemandangan seperti ini memang terlihat biasa, namun tidak dengan warga Indonesia yang tinggal di bagian Barat dan Tengah. Menariknya mereka hanya pengemudi motor saja yang pakai helm, sementara dua penumpang tidak mengenakan perlengkapan berkendara.
Dalam peraturan pun tidak diperkenankan sepeda motor dikendarai hingga tiga orang, inilah yang mungkin jadi penyebab hingga Polwan memberhentikan pengendara ini. Barangkalai Polwan ini bingung, berapa banyak pelanggarannya ya guys? Jika dipikir-pikir apakah mereka membawa surat-surat kendaraan apa tidak ya? Mengingat hanya sebuah kantong tas yang dibawa oleh pengemudi. Kalau berkendara seperti ini safety riding apa tidak ya guys?
Operasi Simpatik 2017 sendiri digelar Kepolisian RI secara serentak di Indonesia selama 21 hari hingga Selasa (21/3/2017). Selama Operasi Simpatik berlangsung diadakan beberapa kegiatan, edukasi cara aman berangkat ke sekolah, hingga program safety riding yang memberikan imbauan kepada masyarakat bagaimana cara berkendara sesuai dengan prosedur keselamatan.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul meyakini Operasi Simpatik mampu mengedukasi masyarakat mengenai larangan-larangan berlalu lintas. Martinus mengatakan, selama pelanggaran tersebut dianggap tidak fatal yang mengancam jiwa seseorang oleh petugas, maka hanya peringatan lisan ataupun tertulis yang diberikan.
Menurut dia, operasi ini tidak lantas digampangkan karena adanya kelonggaran yang diberikan polisi. "Enggaklah, masyarakat kita itu cerdas-cerdas. Kita hanya menstimulasi supaya lebih tertib," ujar Martinus seperti yang dikutip dari Kompas.com, Jumat (3/3/2017). (TribunNews