Setelah Aku MELAHIRKAN, Suamiku Mengeluh "SUDAH LONGGAR"! Ternyata Aku Mendapati Dia di Rumah Sakit Bersama..
Seorang wanita dikodratkan memang untuk melahirkan. 3 hari sebelum kelahiran putri kami, ketuban rahimku sudah pecah, dan dokter berkata kalau tidak segera dibereskan, bisa – bisa nyawa aku dan putriku akan melayang.
Karena itulah dokter dan suster berupaya untuk segera mengeluarkan putri kami dengan menggunting bagian alat kela*min saya lebih besar agar bayi bisa dikeluarkan dengan mudah.
Setelah putri kami lahir, aku harus beristirahat lebih lama daripada wanita biasa pada umumnya, terutama istirahat berhu*bungan int*im. Aku tahu suamiku pasti mau melakukannya, karena sebelum aku hamil, suamiku adalah tipikal orang yang memiliki libi*do se*ks yang sangat tinggi sehingga dia sering minta melakukan 3 kali seminggu.
Sudah beberapa bulan dia tidak menyentuh aku. Aku yang sudah baikan ini dan sudah siap untuk kembali berhu*bungan, aku pun inisiatif untuk pergi merayu dia dulu. Setelah putri kami tidur duluan, aku memakai daster bening yang sek*si dan duduk di atas pahanya sembari berkata,"Pa aku rindu nih sama papa.."
Tapi dia langsung mendorong aku sambil berkata,"Duh.. gak lihat nih gw lagi sibuk!?"
Karena putri kami menangis, aku menidurkan dia dulu sebelum kembali memu*askan suamiku. Setelah putri kami tidur, dia sudah selesai kerja dan tiduran di ranjang. Kesempatan bagus menurutku! Aku pun meme*luknya dari belakang sambil mera*yunya. Akhirnya dia termakan rayu*anku dan kami berhu*bungan. Namun tidak lama setelah penetrasi, dia seakan – akan hilang birahinya dan langsung berhenti ditengah – tengah sambil ngeluh,」Longgar banget sih!」
Aku gak ngerti apa maksudnya. Aku kejar pertanyaan ini, apa maksudnya? Ternyata maksud dia adalah, setelah aku melahirkan putriku, alat kela*minku sudah besar dan tidak ada lagi sensasi sek*sual yang bisa dia rasakan. Aku menangis semalam itu sedangkan dia hanya tidur tanpa merasa bersalah.
Setelah malam itu, kami jadi jarang berbicara dari hati ke hati, bahkan dia pindah dari ruang tidur kami, ke ruang tidur di ruang tamu, tanpa alasan yang jelas. aku pun ada ego yang tidak bisa turun, aku juga tidak mau kasih dia lagi. Setahun setelah malam itu, dia sama sekali tidak pernah menyentuh tu*buhku lagi. Aku gak tahan dengan semua ini, akhirnya aku curhat dengan teman baikku. Katanya, kalau memang dia ngeluh sudah longgar ya sudah operasi aja!
Aku bulatkan niat dan aku pun menjalani operasi alat vi*tal.
Namun operasi tidak berjalan begitu lancar, aku mengalami pendarahan yang cukup parah sehingga harus tinggal di rumah sakit selama beberapa minggu.
Seminggu setelah itu, saat aku sudah bisa berjalan, aku pergi berkunjung ke kamar pasien lainnya. Di situlah aku melihat sesosok pria yang sedang menggandeng seorang wanita dan pria itu adalah SUAMIKU SENDIRI!
Aku shock! Aku pun segera panggil dia dan benar, dia adalah suamiku. Sebelum aku sempat berbicara, wanita hamil itu berkata,"Iya aku hamil seorang anak laki – laki, dan ayah anak ini ya suamimu sendiri." aku lantas Tanya kenapa dia tega mengkhianati aku!? Suamiku hanya menjawab,"Kita cerai deh! Kamu tahu di tempat kita itu kota kecil dan kalau rumah kita gak ada anak cowok, susah buat aku dapat penghargaan dari orang lain."
Ternyata hanya karena dia dapat putri sehingga dia membuang aku dan putriku! Aku pukul dia dan aku ancam dia,"aku gak akan tanda tangan surat cerai! Aku akan laporkan kamu melakukan perzi*nahan di luar nikah dan lihat bagaimana proses hukum atas kalian!"
Aku pun pergi dari situ dan menangis keras! Aku cari satu ruang kosong dan menangis dari pagi hingga matahari terbenam. Aku gak tau, apakah aku benar – benar harus meproses hukum atas kejadian ini? (Beradab)
Karena itulah dokter dan suster berupaya untuk segera mengeluarkan putri kami dengan menggunting bagian alat kela*min saya lebih besar agar bayi bisa dikeluarkan dengan mudah.
Setelah putri kami lahir, aku harus beristirahat lebih lama daripada wanita biasa pada umumnya, terutama istirahat berhu*bungan int*im. Aku tahu suamiku pasti mau melakukannya, karena sebelum aku hamil, suamiku adalah tipikal orang yang memiliki libi*do se*ks yang sangat tinggi sehingga dia sering minta melakukan 3 kali seminggu.
Sudah beberapa bulan dia tidak menyentuh aku. Aku yang sudah baikan ini dan sudah siap untuk kembali berhu*bungan, aku pun inisiatif untuk pergi merayu dia dulu. Setelah putri kami tidur duluan, aku memakai daster bening yang sek*si dan duduk di atas pahanya sembari berkata,"Pa aku rindu nih sama papa.."
Tapi dia langsung mendorong aku sambil berkata,"Duh.. gak lihat nih gw lagi sibuk!?"
Karena putri kami menangis, aku menidurkan dia dulu sebelum kembali memu*askan suamiku. Setelah putri kami tidur, dia sudah selesai kerja dan tiduran di ranjang. Kesempatan bagus menurutku! Aku pun meme*luknya dari belakang sambil mera*yunya. Akhirnya dia termakan rayu*anku dan kami berhu*bungan. Namun tidak lama setelah penetrasi, dia seakan – akan hilang birahinya dan langsung berhenti ditengah – tengah sambil ngeluh,」Longgar banget sih!」
Aku gak ngerti apa maksudnya. Aku kejar pertanyaan ini, apa maksudnya? Ternyata maksud dia adalah, setelah aku melahirkan putriku, alat kela*minku sudah besar dan tidak ada lagi sensasi sek*sual yang bisa dia rasakan. Aku menangis semalam itu sedangkan dia hanya tidur tanpa merasa bersalah.
Setelah malam itu, kami jadi jarang berbicara dari hati ke hati, bahkan dia pindah dari ruang tidur kami, ke ruang tidur di ruang tamu, tanpa alasan yang jelas. aku pun ada ego yang tidak bisa turun, aku juga tidak mau kasih dia lagi. Setahun setelah malam itu, dia sama sekali tidak pernah menyentuh tu*buhku lagi. Aku gak tahan dengan semua ini, akhirnya aku curhat dengan teman baikku. Katanya, kalau memang dia ngeluh sudah longgar ya sudah operasi aja!
Aku bulatkan niat dan aku pun menjalani operasi alat vi*tal.
Namun operasi tidak berjalan begitu lancar, aku mengalami pendarahan yang cukup parah sehingga harus tinggal di rumah sakit selama beberapa minggu.
Seminggu setelah itu, saat aku sudah bisa berjalan, aku pergi berkunjung ke kamar pasien lainnya. Di situlah aku melihat sesosok pria yang sedang menggandeng seorang wanita dan pria itu adalah SUAMIKU SENDIRI!
Aku shock! Aku pun segera panggil dia dan benar, dia adalah suamiku. Sebelum aku sempat berbicara, wanita hamil itu berkata,"Iya aku hamil seorang anak laki – laki, dan ayah anak ini ya suamimu sendiri." aku lantas Tanya kenapa dia tega mengkhianati aku!? Suamiku hanya menjawab,"Kita cerai deh! Kamu tahu di tempat kita itu kota kecil dan kalau rumah kita gak ada anak cowok, susah buat aku dapat penghargaan dari orang lain."
Ternyata hanya karena dia dapat putri sehingga dia membuang aku dan putriku! Aku pukul dia dan aku ancam dia,"aku gak akan tanda tangan surat cerai! Aku akan laporkan kamu melakukan perzi*nahan di luar nikah dan lihat bagaimana proses hukum atas kalian!"
Aku pun pergi dari situ dan menangis keras! Aku cari satu ruang kosong dan menangis dari pagi hingga matahari terbenam. Aku gak tau, apakah aku benar – benar harus meproses hukum atas kejadian ini? (Beradab)