Bekerja Itu Ibadah, Rezeki Itu Urusanya Allah
Sayidah hajar, istri nabi ibrahim alaihi salaam itu kala diuji oleh allah subhanahu wataala, balita ismail menangis sedangkan air susunya sudah habis. dengan sisa tenaga yang dimilikinya sayidah hajar berlari naik keatas bukit safa, terdapatkah orang yang dapat dimintai pertolongan.
setelah itu memandang kebawah, terdapatkah mata air yang membolehkan buat diambil. setelah itu sayidah hajar berlari kearah bukit marwah, balik lagi ke safa dan juga terus kembali hingga 7 kali. sehabis keletihan yang memuncak, nyatanya mata air zam - zam timbul dibawah kaki nabi ismail”.
sepenggal cerita sayidah hajar mencari rezeki dengan melaksanakan ikhtiar berlari, nyatanya allah bagikan rezeki dari tempat yang tidak terduga.
demikianlah allah membagikan rezeki untuk orang yang bertaqwa dari jalur yang tidak terduga, tidak senantiasa lewat jalur ikhtiarnya, dimana tempat rezeki itu berposisi terserah allah. tugas kita cuma beribadah dan juga bekerja setimpal dengan arahan allah.
antara bekerja dan juga rezeki, tidaklah 2 perihal yang senantiasa wajib jadi hukum karena akibat, karna rezeki kadangkala butuh kita tafakuri. rasulullah sempat bersabda kalau “sesungguhnya rezeki itu hendak mecari seorang dan juga bergerak lebih kilat daripada ajalnya. ”
imam (AL) ghazali sempat mengucapkan kalau dapat jadi engkau tidak tau dimana rezekimu, tetapi rezekimu tau dimana engkau. bila rezeki itu terdapat dilangit hingga allah hendak turunkan, bila rezeki itu berposisi didalam bumi hingga allah hendak perintahkan buat timbul biar berjumpa dengan kita.
rezeki itu memiliki perjalananya dan juga ekspedisi rezeki mengarah kita sering - kali lebih dahsyat. bagaikan contoh simpel merupakan gimana allah kirimkan santapan bagaikan rezeki seekor cicak, seluruh yang dimakan cicak merupakan fauna yang terbang, sebaliknya cicak cuma dapat melekat di bilik. tetapi kala allah sudah perintahkan rezeki itu mendekat, hingga dengan kilat mendekat.
hingga sudah jelas kalau rezeki itu sudah dipastikan oleh allah, suatu yang tidak butuh dikhawatirkan, yang butuh kita khawatirkan merupakan persoalan atas rezeki itu seorang diri.
rezeki yang allah bagikan kepada kita itu dipakai buat apa. jadi yang terutama bukan memiliki apa, tetapi kita wajib mempunyai jawaban kala rezeki allah itu tiba, buat apa?
berikut ceramah selangkapnya dari salim a. fillah: https://www.youtube.com/watch?v=Hczdfy-YzSA
( sumber: islamedia. id )
setelah itu memandang kebawah, terdapatkah mata air yang membolehkan buat diambil. setelah itu sayidah hajar berlari kearah bukit marwah, balik lagi ke safa dan juga terus kembali hingga 7 kali. sehabis keletihan yang memuncak, nyatanya mata air zam - zam timbul dibawah kaki nabi ismail”.
sepenggal cerita sayidah hajar mencari rezeki dengan melaksanakan ikhtiar berlari, nyatanya allah bagikan rezeki dari tempat yang tidak terduga.
demikianlah allah membagikan rezeki untuk orang yang bertaqwa dari jalur yang tidak terduga, tidak senantiasa lewat jalur ikhtiarnya, dimana tempat rezeki itu berposisi terserah allah. tugas kita cuma beribadah dan juga bekerja setimpal dengan arahan allah.
antara bekerja dan juga rezeki, tidaklah 2 perihal yang senantiasa wajib jadi hukum karena akibat, karna rezeki kadangkala butuh kita tafakuri. rasulullah sempat bersabda kalau “sesungguhnya rezeki itu hendak mecari seorang dan juga bergerak lebih kilat daripada ajalnya. ”
imam (AL) ghazali sempat mengucapkan kalau dapat jadi engkau tidak tau dimana rezekimu, tetapi rezekimu tau dimana engkau. bila rezeki itu terdapat dilangit hingga allah hendak turunkan, bila rezeki itu berposisi didalam bumi hingga allah hendak perintahkan buat timbul biar berjumpa dengan kita.
rezeki itu memiliki perjalananya dan juga ekspedisi rezeki mengarah kita sering - kali lebih dahsyat. bagaikan contoh simpel merupakan gimana allah kirimkan santapan bagaikan rezeki seekor cicak, seluruh yang dimakan cicak merupakan fauna yang terbang, sebaliknya cicak cuma dapat melekat di bilik. tetapi kala allah sudah perintahkan rezeki itu mendekat, hingga dengan kilat mendekat.
hingga sudah jelas kalau rezeki itu sudah dipastikan oleh allah, suatu yang tidak butuh dikhawatirkan, yang butuh kita khawatirkan merupakan persoalan atas rezeki itu seorang diri.
rezeki yang allah bagikan kepada kita itu dipakai buat apa. jadi yang terutama bukan memiliki apa, tetapi kita wajib mempunyai jawaban kala rezeki allah itu tiba, buat apa?
berikut ceramah selangkapnya dari salim a. fillah: https://www.youtube.com/watch?v=Hczdfy-YzSA
( sumber: islamedia. id )