Zina Itu Adalah Hutang dan Taruhannya Adalah Keluarga Anda Sendiri

Teman yang kami cintai, sudah kita tahu berbarengan kalau terdapat salah satu dosa besar ialah merupakan zina. tetapi mengerti kah kamu kalau dosa tersebut pula hendak dibalas ke keluarga kamu bila kamu melaksanakannya. begitu seram bukan? ikuti eksplikasi lengkap berikut ini :

sesuatu kala terdapat seseorang pemuda yang pamit buat safar, mencari pekerjaan demi menolong ekonomi keluarga. si bapak berpesan kepada putranya, “jaga baik - baik adik perempuanmu. ”

pemuda ini kaget dengan pesan ini. karena ia berangkat sendirian, dan juga adiknya berbarengan keluarga di rumah. apa iktikad ia wajib melindungi adik perempuannya.

berangkatlah sang pemuda, tetapi ia pula nyatanya belum mengerti dengan pesan bapaknya. sehabis lalu sebagian hari, seketika si bapak memandang terdapat orang (penjual air) yang mencium anak perempuannya.

sesampainya pemuda ini kembali ke rumah, si bapak langsung menegurnya “bukankah aku telah berpesan kepadamu, jaga adik perempuanmu baik - baik. ”

“apa yang terjalin? ” tanya putranya keheranan.

“sejengkal dibalas sejengkal. andaikan kalian melaksanakan pelanggaran lebih dari itu, tentu sang penjual air itu hendak melaksanakan aksi lebih kepada anak perempuannya. ” [kisah ini disebutkan syaikh abdurrahman as - suhaim]

teman, siapapun perempuan yang jadi keluarga kita, sejatinya mereka merupakan kehormatan kita. bunda kamu, istri kamu, gadis kamu, saudari wanita kamu, bibi kamu, dan juga seluruh perempuan yang jadi saudara kamu menggambarkan kehormatan untuk si lelaki. apabila salah satu diantara mereka berzina, sejatinya telah menodai kehormatan si lelaki.

oleh karena itu, jaga kehormatan mereka dengan tidak mengusik kehormatan teman . karena zina merupakan menggambarkan utang dan juga taruhannya merupakan keluarga kamu.

sesuatu hari terdapat seseorang pemuda yang menghadiri nabi shalallahu ‘alaihi wassallamseraya mengatakan, “wahai rasulullah, izinkan saya berziina! ”

para teman juga bergegas mendatanginya dan juga menghardiknya, “diam kalian, diam! ”

rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam mengatakan, “mendekatlah”. pemuda tadi mendekati dia dan juga duduk di hadapan dia.

nabi shalallahu ‘alaihi wassallam bertanya, “relakah engkau bila ibumu diziinai teman ? ”

“tidak, demi allah wahai rasul” sahut pemuda itu.

“begitu pula teman tidak rela bila bunda mereka diziinai”

“relakah engkau bila putrimu diziinai orang? ”

“tidak, demi allah wahai rasul! ”

“begitu pula teman tidak rela bila gadis mereka dizinai”

“relakah engkau bila saudari kandungmu diziinai? ”

“tidak, demi allah wahai rasul! ”

“begitu pula teman tidak rela bila kerabat wanita mereka diziinai”.

“relakah engkau bila bibimu diziinai? ”

“tidak, demi allah wahai rasul! ”

“begitu pula teman tidak rela bila bibi mereka dizinai”

“relakah engkau bila bibi dari ibumu diziinai? ”

“tidak, demi allah wahai rasul! ”

“begitu pula teman tidak rela bila bibi mereka diziinai”.

lalu rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sambil mengatakan, “ya allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya dan juga jagalah kemal*uannya”.

sehabis peristiwa tersebut, pemuda itu tidak sempat lagi tertarik buat berbuat zina”. hr. ahmad nomor. 22211 dan juga sanadnya disahihkan al - albani.

teman medianda siapapun perempuan yang berzina, sejatinya telah mengiris - iris hati bapaknya, saudaranya, putranya, kakaknya, pakdenya, dan juga seluruh mahramnya.

siapapun lelaki yang berziina dengan perempuan, sejatinya ia telah mencabik - cabik kehortaman seluruh lelaki saudara perempuan ini. sementara itu diapun tidak hendak sempat rela kala istrinya diziinai, putrinya diziinai, saudarinya dizinai. renungkanlah hadis abu umamah di atas.






( sumber: zhanot. com )

Subscribe to receive free email updates: